Sabtu, 31 Maret 2012

Cegah Bunuh Diri, 7 Juta Warga Hong Kong akan Dibuat Tertawa!

 Laughter Yoga
Hong Kong Tren bunuh diri yang terjadi di Hong Kong semakin mengkhawatirkan. Karena itu, sebagian warga berinisiatif membuat program tertawa bersama. Bagaimana caranya?

Adalah ahli hipnoterapis Hong Kong, Dick Yu, yang mempunyai misi tersebut. Dia ingin membuat 7 juta warga Hong Kong tertawa untuk menghindari stres dan depresi.

"Masyarakat Hong Kong tidak tertawa karena mereka di bawah tekanan yang konstan untuk mencari uang, dan untuk hidup yang lebih baik," kata Yu yang sudah membuat 11 kelab tertawa di selatan China sejak tahun 2007.

"Setiap orang jadi gampang stres karena perumahan mahal, biaya hidup juga semakin tinggi dan masyarakat jadi khawatir apakah mereka bisa mempertahankan pekerjaannya atau tidak," terang Yu seperti diberitakan AFP, Minggu (1/4/2012).

Pria berusia 35 tahun ini kemudian menciptakan sebuah metode tertawa yang dipadukan dengan yoga. Sejak 2007, metode ini terbukti efektif membuat ratusan warga Hong Kong tertawa dan memperbaiki masalah sosial mereka.

"Saat kita tertawa, kita akan lebih bahagia, kita lebih positif dan semua akan semakin baik," tambahnya.

Salah satu teknik yang diajarkan Yo adalah mengucapkan kalimat "Ho ho, ha ha ha," dalam sebuah grup. Kemudian mereka mengkombinasikan tawa dengan pernafasan, tepuk tangan dan hal menyenangkan lainnya.

Nah, guna mewujudkan impiannya, Yo akan memperbanyak kelab tertawa yang dimilikinya. Dia akan menyebarkan 'duta tertawa'ke seluruh pelosok di Hong Kong, agar masyarakat bisa tertawa bersama.

"Kelab tertawa harus seperti minimarket, di mana kita bisa lihat di setiap komunitas. Bila semua tertawa, lingkungan kita akan lebih bahagia," ujarnya.

"Saya berharap ada semakin banyak duta tertawa di Hong Kong untuk menyebarkan kebahagiaan dan tawa ke semua orang," pesannya.

Sekadar informasi, angka rata-rata bunuh diri di Hong Kong pada tahun 1990 11,5 kematian per 100 ribu jiwa. Angka itu kemudian meningkat hingga 14,6 di tahun 2009, lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat, Inggris dan Australia.