30 Tahun Sholat di Trotoar -
Mengakrabi jalanan telah dilakoni Rosmiza (57) selama 30 tahun. Selama
itu pula, pinggiran Jalan Gatot Subroto, Medan, yang sumpek dan ramai
oleh lalu lalang kendaraan menjadi tempatnya beribadah.
Ya,
selama itu pula Rosmiza tak pernah meninggalkan sholat, kendati harus
melakukannya di atas trotoar di pinggir jalan raya. Terik mentari dan
guyuran hujan bukanlah alasan baginya untuk tidak menjalankan
kewajibannya sebagai hamba Allah.
Suara
knalpot sepeda motor dan bunyi riuh klakson kendaraan tak sedikit pun
mengurangi kekhusukannya. Jiwanya tetap tenang mengucap seribu doa dan
syukur kepada Ilahi.
"Sholat dimana pun akan sama saja, karena bukan suasana yang pengaruhi doa saya," ucapnya sembari tersenyum simpul.
Air
wudhu didapatnya dari toko kue atau dealer mobil yang tak jauh dari
tempatnya berdagang. Jika hujan, dia solat di teras ruko yang terhindar
dari hujan. "Tak ada alasan untuk tidak sholat," tegasnya.
Nenek
empat cucu ini sempat meneteskan air mata ketika menceritakan kisah
hidup yang belum bisa dikatakan sejahtera. Dia berusaha sambil berdoa,
itu yang menurutnya sangat penting. Hingga dia tak pernah merasa pernah
terhimpit masalah berat. Dia hadapi semua dengan senyum dan syukur.
Rosmiza
sehari-hari berdagang lemang, kue timpan dan nagasari bersama suaminya.
Lemang bukanlah buatannya, melainkan dia membelinya dari orang lain.
Dia hanya membuat kue tambahan untuk memperbanyak dagangan.
Ketika
pagi menjemput, dia berdagang di Pasar Kampung Lalang, tetapi sehabis
solat Dzuhur dia berdagang di Jalan Gatot Subroto, tepat di seberang
Hotel Alpha Inn, Medan.
Setiap
harinya, dia menyelesaikan solat dua waktu (Ashar dan Maghrib) di
pinggir Jalan Gatot Subroto, tepat di sebelah sepeda dagangannya.
Tak
banyak yang dia dapat per hari, tetapi cukup memenuhi kebutuhan hidup
hariannya. Bahkan, dia sudah menyekolahkan anaknya hingga sederajat
sekolah menengah atas (SMA) dari hasil berdagang lemang. Dia sebenarnya
mau menguliahkan anak-anaknya, tetapi sayangnya tak satu pun anaknya
yang berniat mengecap bangku kuliah.
Wajah seorang perempuan yang masih berseri ini percaya kalau hidupnya akan berarti jika terus taat kepada Allah SWT.
"Dunia
ini berapalah lamanya, dan saya tidak akan dapat apa-apa dari sini.
Kalau mati, akan sirna semua," ujarnya sembari menatap nanar ke arah
lalu lalang kendaraan.