Para ilmuwan memperkirakan, nyamuk telah hidup berdampingan dengan
makhluk lain di bumi sejak seratus tahun yang lalu. Setidaknya ada 3.500
spesies nyamuk yang ada di bumi saat ini, dan hanya ratusan spesies
yang menyerang manusia. Nah, bagaimana kalau umpama semua nyamuk yang
ada di planet ini musnah atau tak ada lagi?
Punahnya satu makhluk
pasti berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Jika nyamuk punah,
dampak paling besar yang akan segera terjadi ada di habitat tundra
(padang es) di Kutub Utara. Tempat itu merupakan sarang terbesar spesies
nyamuk Aedes impiger dan Aedes nigripes. Mereka adalah salah satu
makanan kesukaan para burung. Jika mereka punah, maka migrasi burung
akan berkurang hingga 50 persen—karena berkurangnya makanan.
Migrasi
satwa lain juga akan terpengaruh, antara lain karibu (sejenis rusa
kutub). Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan
segera menyerbu wilayah tundra, dan hal itu pasti akan diikuti para
serigala yang merupakan predator utama para karibu.
Kemudian,
spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia affinis, juga akan terancam punah
jika nyamuk sudah tidak ada. Punahnya ikan ini sedikit banyak akan
berdampak pada rantai makanan yang terjadi di perairan air tawar.
Yang
lebih penting lagi, larva atau jentik nyamuk, turut berperan dalam
penguraian sampah organik. Ketika berada di genangan air, jentik-jentik
tersebut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dari sisa-sisa tanaman yang
membusuk. Itu baru sebagian kecil yang mungkin akan terjadi jika nyamuk
benar-benar punah dari muka bumi.
Karena nyamuk, rata-rata setiap
tahun terjadi 247 korban kematian manusia akibat malaria di dunia. Jika
tidak ada nyamuk, akan terjadi kekacauan pada ekosistem di planet kita.
Pilih mana?
Sumber