Wigge meninggalkan rumahnya di Jerman untuk berwisata ke 11 negara dan menempuh jarak 40.000 kilometer, tanpa biaya sepeser pun. Bagaimana dia melakukannya? Menurut Wigge, kuncinya adalah berpikir di luar kebiasaan.
Selama perjalanan keliling dunia selama 150 hari, Wigge melakukan berbagai hal unik, seperti menjadi sofa, menolong turis lain, dan laiinya, semua demi mendapatkan uang, makanan, dan tempat tinggal.
"Meski tidak ada uang, semuanya mungkin dilakukan. Saya telah membuat mimpi saya menjadi kenyataan," tutur Wigge, seperti dikutip dari News, Kamis (19/4/2012).
Menjadi 'sofa manusia'
Wigge mengatakan cara untuk mendapatkan makanan dan minuman gratis adalah berpikir di luar kebiasaan. Dalam perjalanannya keliling dunia, beberapa kali ia menawarkan kepada turis lain untuk menjadikan tubuhnya sebagai sofa sehingga mereka dapat beristirahat di tengah jalan. Hal ini menjaminnya tidak kelaparan dan kehausan dalam perjalanan.
Perang bantal
Ketika berada di San Fransisco dan bersiap menuju Amerika Tengah, Wigge dihadapi kenyataan harus membayar tiket penerbangan seharga Rp3 juta. Tak kehabisan akal, ia kemudian ke bandara dan membawa bantal untuk melakukan perang bantal. Dengan cara ini, dia mendapatkan imbalan dari orang-orang lewat yang melihatnya. Ia berhasil mendapatkan uang untuk tiket ke Amerika Tengah.
Jadi porter
Untuk mencapai situs kuno Machu Picchu di pegunungan Andes, Wigge harus membayar sejumlah uang untuk melakukan pendakian. Untuk menghindari hal ini, ia menjadi porter bagi turis lain dan membawakan barang-barang mereka dari bawah hingga ketinggian 4267 meter.
Bekerja di kedutaan
Ini mungkin cara yang paling efektif. Ketika berada di Panama, Wigge mengunjungi Kedutaan Jerman di negara tersebut dan menawarkan diri untuk bekerja sebagai pelayan. Ia bekerja menghidangkan wine, membukakan pintu bagi tamu besar, dan membersihkan kolam.
Uang yang didapatnya dari bekerja di kedutaan ini memberinya cukup banyak uang untuk membeli tiket penerbangan ke tempat selanjutnya.Lihat yg lebih 'menarik' di sini !