Halaman

Selasa, 17 April 2012

POLITIK DAGANG SAPI ALA JHON KEY PERDANA MENTERI SELANDIA BARU DI INDONESIA | Konsumsi Daging Sapi Indonesia Lebih Rendah dari Negara lain

POLITIK DAGANG SAPI ALA JHON KEY PERDANA MENTERI SELANDIA BARU DI INDONESIA | Konsumsi Daging Sapi Indonesia Lebih Rendah dari Negara lain. Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Indonesia kini harus memenuhi kebutuhan pangan yang juga meningkat dengan pesat. Sebagai salah satu produsen daging dan produk berbasis susu, Selandia Baru siap membantu Indonesia menjamin pemenuhan kebutuhan pangan. 
Pesan itu disampaikan Perdana Menteri Selandia Baru John Key di tengah lawatan selama dua hari di Indonesia. "Negeri Anda merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang pesat, satu dari 20 ekonomi terbesar di dunia dan tumbuh lebih dari enam persen per tahun di tengah krisis keuangan global," kata Key dalam ceramah di hadapan para pengusaha Indonesia dan Selandia Baru di Jakarta hari ini.

Menurut Key, pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia itu sejalan dengan meningkatnya konsumsi akan beberapa kebutuhan pokok, seperti pangan. "Kami merupakan sumber pangan yang dapat diandalkan, kompetitif, dan berkualitas tinggi," kata Key, yang membawa serta 40 pebisnis dari negerinya dan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Tim Groser, yang juga mantan duta besar Selandia Baru untuk Indonesia.

Salah satu yang menjadi isu adalah rendahnya konsumsi daging di Indonesia. Pada tahun lalu, konsumsi daging di Indonesia tak sampai 3 kg per kapita per tahun. Angka sangat kecil dibandingkan negara-negara lain yang mencapai 50 kg. Karena itu, Selandia Baru siap membantu Indonesia dalam meningkatkan produksi daging domestik di tanah air.

Dalam mendukung pengembangan daging sapi Indonesia, Selandia Baru akan memberikan dukungan fasilitas produksi pemerahan susu agar Indonesia bisa memproduksi susu segar lebih banyak. Selain itu, Selandia Baru juga akan mendukung fasilitas pertanian, sehingga produksi daging lokal bisa terus meningkat.

Sekadar informasi, kekuatan Selandia Baru dalam dalam industri peternakan adalah sistem budidaya rumput, pengolahan skala besar, investasi riset, dan sistem pemasaran yang kreatif. Sehingga mendukung industri ini berkembang pesat dan diakui di komunitas internasional.

"Impor daging sapi berkualitas tinggi dari Selandia Baru hanya selalu menjadi pelengkap, bukan jadi tantangan bagi produksi dalam negeri di Indonesia," kata Key. Begitu pula dengan upaya Selandia Baru untuk meningkatkan ekspor produk berbasis susu ke Indonesia.

"Jadi ada banyak peluang bisnis yang signifikan dalam memenuhi target ketahanan pangan di Indonesia, dan terutama dalam menjalin kemitraan baru antarpebisnis Selandia Baru dan Indonesia."

Data Badan Pusat Statistik (BPS) konsumsi daging di Indonesia masih sangat kecil, yaitu hanya 2,75 kg per kapita per tahun. Memang angka ini sudah meningkat dari 1,33 kg pada 1999, lalu menjadi 2,61 kg pada 2005, dan turun lagi menjadi 2,55 kg pada 2010.

Dengan konsumsi serendah ini, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, Pemerintah Indonesia menargetkan konsumsi daging hingga 20 kg per kapita per tahun. Tentu peningkatan konsumsi daging ini mengundang investasi di bidang peternakan.

Secara hitungan kasar paling tidak dengan meningkatkan konsumsi daging dari 2 kilogram per orang per tahun menjadi 20 kg per orang per tahun maka hitungannya, 20 kg kali Rp70.000 per kilogram kali 250 juta penduduk, maka angkanya bisa mencapai US$35 miliar per tahun. "Pasar daging ini besar sekali," ujarnya. Dia optimistis jika dalam dalam waktu dekat ini beberapa perusahaan sudah berkomitmen akan melakukan investasi.

Pasar terbesar
Indonesia merupakan negera pasar terbesar ke 10 dunia bagi Selandia Baru dengan nilai Rp6,53 triliun per Desember 2011. Selain masuk 10 terbesar dunia, Indonesia juga menjadi tujuan ekspor terbesar di Asia Tenggara.

Nilai perdagangan Selandia Baru ke Indonesia juga melonjak tajam dari Rp3,49 triliun pada 2005 menjadi Rp11,4 triliun pada Desember 2011. Ekspor Selandia Baru ke Indonesia didominasi oleh daging dan produk susu, sedangkan impor Selandia dari Indonesia didominasi komoditas serta minyak mentah dan produk turunannya.

Sebanyak 60,91 persen dari keseluruhan ekspor Selandia Baru ke Indonesia adalah produk makanan dan minuman, dan sebagian besar dalam bentuk susu dan produk susu. Sedangkan khusus daging sapi nilainya lebih dari Rp1 triliun. Artinya, bila konsumsi daging Indonesia akan meningkat, pasar Indonesia akan semakin tinggi.

POLITIK DAGANG SAPI ALA JHON KEY PERDANA MENTERI SELANDIA BARU DI INDONESIA | Konsumsi Daging Sapi Indonesia Lebih Rendah dari Negara lain, Selandia Baru Ingin Perluas Pasar di ASEAN, Selandia Baru Ingin Bantu Ketahanan Pangan RI, Indonesia Pasar Terbesar Selandia Baru, SBY Bertemu Empat Mata dengan PM John Key, Dulu Embargo, Australia Kini Bantu Peternak